Latest News

Berpikir Kreatif Itu Wajib

By gempur lagi - Rabu, 09 Januari 2013


Pernahkah kita terpikir bahwa kita ada potensi kreatif? Berapa besarkah niat dan kemauan kita untuk tambah kreatif? Adakah kita terinspirasi dengan kreativitas orang lain dan membuat hal kreatif sehingga memberi inspirasi kepada orang lain? Berapa seringkah kita mencoba usaha kreatif tersebut? Adakah kita terpikir, kreativitas tersebut dapat membantu orang lain? Saya yakin semua orang pernah terpikir seperti itu dan pernah melakukannya. Mungkin persoalannya masing – masing berbeda dalam intensitas, kapasitas dan daya elastisitas saat mewujudkan suatu ide menjadi proses dan mengahasilkan karya kreatif yang sesungguhnya.

Jika kita simak pertanyaan – pertanyaan diatas, Orang yang senantiasa memikirkan dan melakukan usaha kreatif, tidak ubahnya seperti orang – orang yang senantiasa berusaha memberi manfaat dan kebaikan untuk manusia lainnya. Dalam tahapan tertentu, manusia berguna seperti ini, rela masyarakat dan lingkungannya menganggap nya Hero. Kehadirannya menjadi perpanjangan tangan dari nilai – nilai positif yang terkandung di dalam ajaran agama yang mutlak mengajarkan dan memerintahkan kebaikan semata. Sehingga di agama apapun, memberi manfaat dan kebaikan menjadi satu kewajiban bagi umatnya untuk di amalkan

Jika keadaanya demikian, sudah seharusnya setiap individu beragama menjadikan upaya peningkatan kreativitas sebagai agenda wajib dalam pelaksanaan amalan dalam kehidupan. Jika setiap pendakwah membuat pendekatan seperti ini, niscaya yang di dakwahi tidak merasa terpaksa bahkan menjadi terpacu untuk membuat sebanyak – banyaknya kebaikan. Semangat untuk berkreativitas akan memacu prestasi luhur yang di apresiasi manusia dan disukai Tuhan. Sehingga kreativitas menjadi salah satu alat wajib dalam rangka mencapai tujuan hidup dan tujuan penciptaan ideal dari manusia.

Tetapi fakta dilapangan tidak lah selalu sama dengan filosofi kreatif sederhana diatas. Entah karena pendekatan yang salah, entah karena memahaminya tidak kreatif, penafsiran ajaran agama dalam banyak hal berseberangan, menjadi penentang atau minimal penghambat upaya eksplorasi banyak urusan yang memerlukan kreativitas. Banyak sekali contohnya dan selalu terjadi, heboh serta menggenaskan. Saya beri contoh satu ya:

Hiburan.

Urusan ini paling banyak unsur kreativitasnya. Hiburan adalah tuntutan keperluan rohaniah. Manusia sudah fitrahnya ingin hati terhibur, tenang dan bahagia, walaupun Cuma beberapa saat. Karena itulah hiburan tidak akan pernah ada matinya, selama manusia hidup. Kalau mau lebih gamblang lagi, manusia tidak akan mati rasa selama ada hiburan.

Wow berarti penting hiburan. Berarti wajib ada khan? Lalu kenapa penafsiran agama menjadikan hiburan sesuatu yang harus dimusnahkan? Padahal agama itu sebagian besar isinya adalah hiburan. Tuhan sampaikan kabar gembira, itu kan hiburan. Lalu kenapa yang dengar tidak merasa itu hiburan? Nah ini harus kita jawab. Karena kita tidak kreatif menafsirkan, menjabarkan, memvisualkan dan menerapkan konsep hiburan dari Tuhan itu, makanya manusia hanya melihat Tuhan itu saklek, menuntut dan menghukum. Padahal Tuhan itu penghibur utama kekal abadi selamanya. Tuhan bikin bumi, langit, laut, gunung dan aneka ragam hayati yang indah bermanfaat. Dikasih angin yang sejuk, dikasih air yang segar, dikasih pasangan yang menggairahkan, dikasih anak yang mendamaikan dan berbagai hal tak terhingga hingga Tuhan buat Syurga, itu sudah menjadi absolut bahawa Tuhan Maha Entertainment!

Lalu kenapa orang suka musik, suka ke diskotik, suka pijat, suka narkoba, suka nightclub, suka tarian striptease? Karena kita tidak peduli dengan Tuhan sebagai penghibur. Kita tidak kreatif untuk menerapkan konsop entertainment Tuhan yang Sangat amat maha kreatif itu. Hakekatnya kita tidak bisa menyalahkan pengguna hiburan, karena kita yang salah. Kita tidak menyiapkan keperluan fitrah manusia dalam urusan hiburan ini sebagaimana yang Tuhan perintah. Masa alat musik yang indah didengar seperti piano, gitar, dsb jadi haram di dengar misalanya. Sama juga dengan tarian, lukisan dan berbagai hasil karya kreatifitas yang menghibur. Bahkan diskotik, bioskop dan tempat – tempat hiburan tidak perlu di rusak dan di bakar. Rubah saja isinya, rubah konsep entertainment nya tapi rubah dulu mindset kita soal agama sebagai solusi cara hidup dan mewajibkan kreatifitas.

Jangan juga salahkan orang yang buat hiburan ala setan atau maksiat. Namanya juga setan dan konco – konconya, kenapa Tuhan izinkan bergelanggang karena Tuhan izinkan mereka begitu. Apa Tuhan ingin hambaNya dibiarkan untuk berhibur ala setan supaya banyak yang masuk neraka? Kemoon, Tuhan maha Entertainment, punya segala hal untuk menghibur manusia, kok menjadi lemah karena kalah set soal hiburan dengan setan dkk? Jadi make sensenya di mana?

Jawabannya adalah Tuhan ingin lihat siapa nih orang – orang yang cinta padaNya, yang paham kehendak Nya, yang kemudian mau berlomba – lomba meningkatkan kapasitas dirinya, yang melihat Iman dan Taqwa itu sebagai proses intrgritas antara keyakinan, kepahaman, kepintaran, action amal dan perbuatan. Jadi kenapa mengaku paling paham agama tapi sebenarnya sangat tidak paham? Nah dari filosfi dan contoh sederhana ini, saya ungkapkan kenapa jadi wajib untuk mengeluarkan Fatwa: Umat Beragama, Wajib Kreatif! Sekian dari saya, semoga bermanfaat.
Oleh : Doddy Hidayat

Sumber : Konsultan kreatif

Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS

0 komentar for "Berpikir Kreatif Itu Wajib"

Leave a Reply

Advertisement